Rasanya tak adil jika aku harus menulis dikala jemariku tak dapat dikendalikan dengan pikiranku,
tentu saja tak adil karena semua syarafku telah terbius oleh senyumanmu.
Senyuman bibir sumbing itu membuatku menangis dan tertawa, memberi energi tak terbarukan yang tak ada batasnya.
Namun tetap saja tak adil, karena lembar-lembar catatan yang kutulis bukan tentang sesuatu hal selain kamu,
kamu hanya tak tahu.
Maka aku hentikan semua itu, jika hendak dirimu pergi.
Maka akan kubakar semua catatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar